Friday, February 29, 2008

quiet..

malam yang mematung begitu sublim. begitu hilir. membius. tergolek seperti potongan paha perawan. kejernihan yang membingkainya, memunculkan berbagai segala dekik dan lekuk rasa dan luka. sungguh, betapa sebuah kesunyiuan yang mengangga. apakah ini terjemahan dari 'ketiadaan kehidupan?'

satu persatu, mereka mulai berpamitan. ada yang karena lelah telah mendera. ada yang karena sebuah telepon panggilan cinta. ada juga yang menghela begitu saja. ah, seorang teman yang menjanjikan diri untuk menemani, tiada juga kunjung aku temui kembali. malam menjauhkan semua. hanya menyisakan sepi yang perlahan mulai merambatkan rasa ngilu merambat di hati.

ah, aku masih saja bersetia disini. atas nama sebuah pengabdian. atas nama sebuah keyakinan. dan sebongkah besar rasa percaya akan tidur yang damai sesudah badai ini menepi. bukankah setelah tornado yang mengganas, akan hadir sebuah ketenangan yang menentramkan?

semua boleh pergi. semua boleh berlalu. tapi esok hari, ketika pintu itu membuka, wajah baru akan menghadirkan sapaan hangat. demikian hangat, sehingga dingin malam ini tiada lagi tersisa di hati.

selamat malam semua. semoga Tuhan tetap menyayangi kita.

Monday, February 4, 2008

Kangen..

'... apapun yang terjadi, kamu tetaplah teman, sahabat, kakak, .......- ku yang paling baik.'

Betapa cepatnya waktu berlalu. Dan betapa cepatnya warna hati berubah. Dan, acapkali, kita tanpa daya harus mengunyah apa yang alam berikan. Meski, teramat tidak ingin kita menginginkannya.

Aku merindui dia saat ini. Sangat.
Semoga segala kebaikan Allah dilimpahkan kepadamu, adik.