Monday, May 28, 2007

dalam kenangan...


Aku tidak pernah mengenal dia
Tidak bertegur
Apalagi bersua

Aku hanya pernah mengakrabi percikan darah dia
Darah yang menjelma
Mengubah bentuk
Moksa

Darah yang terbentik di kulitku
Lalu merembes ke nadi
Mencengkeram seluruh kedirian diri
Sebelum akhirnya...
Luruh menghilang dalam kepungan hati

Aku tidak pernah menyapa dia
Memberikan senyum kepadanya
Ato sekadar menggarukkan punggunya

Aku hanya mengenalnya melalui percikan darah
Butiran merah yang menetes di suatu malam
Di suatu kegelapan
Bercampur dengan desah basah

Dia memberiku sebuah darah
Yang kemudian juga melahirkan darah

Setelah dosa lalu apa...

hari ini aku merasakan nikmat
ketika sepenggal dosa menyusup
memberai jiwa
menyisir pinggiran dingin jiwa
mendirikan tenda-tenda pengusir sepi yang selama ini meraja

tapi
kenapa aku musti memaknainya sebagai dosa
apakah karena ia melahirkan nikmat
ataukah karena ia akan mendatangkan laknat

ataukah
karena liur yang menetes ini
akan melahirkan iri pada semesta manusia

let's say *u****g ***
betapapun ia dihujat
nikmat adalah sebuah nikmat