Wednesday, January 24, 2007

dream.work.die.



And that’s it. Selesailah sudah. Semuanya. Segalanya. Hanya menyisakan diri terpekur di depan monitor. Dengan segelas kopi kosong di sebelah kiri. Tak ada lagi cerita yang terbaca. Kepala ini sudah kosong. Tak menyisakan apa-apa. Hanya lorong panjang kegelapan. Semua sudah terberai. Hangus. Mencair meleleh. Terhisap masuk dalam jiwa, yang juga telah menghitam kelam.
Tak tersisa yang bisa dilakukan. Selain kelebatan kenangan. Potongan pengandaian. Dan jejak-jejak yang menyeringai menjauh. Tertawa lepas dalam busuk kemenangan. Tubuhku masih teronggok di sini. Jiwaku masih terpakar di sini. Hanya kepalaku yang masih bergerak. Merangkak pelan. Melambai. Menuju tungku penggosongan.
Entah sejak kapan ini bermula. Semua tiba-tiba meloncat keluar dari tempatnya. Rentetan rencana yang terjalin indah, terberai entah karena apa. Masing-masing dari mereka melesak keluar. Berlari entah kemana. Meninggalkan deret indah terukur rencana yang terbungkus rapi dalam jilid dokumen kerja. Benar waktu itu tangan ini melambai. Mengais mereka. Mencoba membawa mereka kembali pulang. Tapi, ternyata, semua sia-sia.
Hingga di sinilah aku sekarang. Teronggok sendirian. Dengan kepala yang mulai menggosong. Dan jiwa yang menggelapar dalam pegap kematian.

No comments: