Monday, October 20, 2008

Suatu Pagi

Aku terbangun di suatu pagi. Duduk di tepian ranjang. Lalu mengunyah makanan. Aku tidak mandi. Hanya berganti pakaian.

Aku terbangun di suatu pagi. Mengunyah makanan di tepi ranjang. Aku tetap tidak mandi. tidak juga berganti pakaian. Aku hanya meminta jendela dibuka. Aku ingin merasakan udara hari ini.

Aku terbangun di pagi hari. Aku berganti pakaian. Aku tidak makan. Hanya meminum segelas air. Aku ingin ke kamar mandi hari ini. Ingin menggosok gigi. Ketika aku menoleh: kenapa kamar mandi terasa jauh sekali.

Aku kembali terbangun di pagi hari. Aku menyalakan televise. Aku ingin mendengarkan suara bernyanyi. Tanganku menggapai tepian ranjang. Tidak aku temukan makanan. Aku mendongak ke meja di sudut ruangan. Tada ada sesuatu di sana. Aku amati sekeliling. Nenek masih tidur di sana.

Aku terbangun di pagi hari. Di tepi ranjang aku temukan sekotak lontong opor. Adikku yang bawa. Aku ingin mandi hari ini. Hingga akhirnya tangan-tangan lentik itu menggapaiku. Menyapukan percik air ke seluruh tubuhku. Mereka menawari menggosok gigi. Aku hanya tersenyum. Biar nanti aku sendiri yang menggosok gigi.

Aku terbangun di pagi hari. Kepalaku terasa berat. Pening. Ketika hari beranjak siang, kakakku membawa gunting. Aku potong rambut hari ini.

Aku terbangun di pagi hari. Tanganku menggapai mencari makanan. Aku seperti melihat bayang seseorang. Lamat. Hingga makin lama makin pekat. Ini aku, terdengar sebuah suara. Aku hanya mendongak. Aku tersenyum. Meski aku tak tahu pemilik bayang itu.

Aku terbangun di pagi hari. Aku menggapai. Tapi tak kutemukan makanan. Pekat masih terasa merambat. Aku merasakan sesuatu menusuk tulang belakangku. Pandanganku mengabur. Tubuhku mengambang. Ringan. Aku mendengar suara bergemuruh. Mendesis. Saling bersahutan berkejaran. Tubuhku terasa makin ringan. Dan sangat ringan.

Aku terbangun di pagi hari. Aku ingin jalan-jalan. Aku ingin melihat cahaya siang. Aku bergerak. Tetapi mengapa semua diam? Aku terus bergerak. Tapi kenapa semua tetap diam? Aku mendengar isak tangis. Tapi aku tetap terus bergerak. Aku ingin melihat cahaya siang. Tapi, kenapa semua tetap pada diam?

Aku terbangun di pagi hari. Aku mencari nenek. Tapi tidak kutemukan. Aku merasa lapar.

Aku terbangun di pagi hari. Aku menggapai. Aku tidak lapar. Tapi aku tetap menggapai. Aku ambil tongkatku. Aku ingin jalan-jalan.

Aku terbangun di pagi hari. Di mana handphoneku. Aku ingin berkirim kabar. Lalu aku menggapai mencari makan. Aku melihat seseorang mendekat. Hangat mulai merembesi kakiku. Tangannya bergerak cepat mencerabuti balut-balut putih di kakiku. Aku melihat dia tersenyum. Lalu sebelum dia berbalik menghilang, aku mendengar: sampai jumpa 3 hari lagi.

Aku terbangun di pagi hari. Entah di pagi yang keberapa.
Aku terbangun di pagi hari. Aku menyandarkan kepala. Aku ingin kehidupanku yang dulu kembali.

No comments: