Thursday, January 29, 2009

Apa yang kamu takutkan, Ros?

Sehabis ‘Bukan Empat Mata’, aku kelabakan mencari acara. Tumpukan DVD sudah habis. Kopi sudah bergelas-gelas tandas. Telingaku juga sudah bebal mendengarkan semburan musik. Aku renggut remote televise. Aku pencet sesukanya. Setelah beberapa kelebatan stasiun terlewatkan, sampai juga pada acara perbincangan dua wanita. Satu bertanya, satu menjawab.

Dalam acara Barometer di SCTV, Pemred Rosiana Silalahi sedang terlibat perbincangan serius dengan Megawati Soekarnoputri. Tidak perlu aku tambahkan ID untuk nama yang disebut terakhir tersebut.
Aku tidak terlalu berharap dengan Megawati. Ia bukan tokoh yang menginspirasi. Oleh sebab itu, refleks tangan ini ingin segera menghajar remote. Menghambur menjauh dari acara tersebut. Tapi sekian detik sebelum layar berganti, kamera memperlihatkan ruat Rosiana secara close up.

Di detik inilah, aku menangkap momen tidak seharusnya tersebut. Hm.. aku tidak suka dengan raut Rosiana. Bukan tampilan fisik wajah dia. Dengan sekali toleh pun, semua bersepakat, ia wartawati yang cantik. Tapi, dalam program tanya jawab itu, terlihat sekali Rosiana sangat kewalahan menjaga tutur wajahnya. Rosiana seperti sedang melakukan pasowanan. Jelas sekali ia dalam posisi ewuh pekewuh. Ia nampak tidak bahagia. Ia tertekan. Ia terbebani oleh status Megawati. Terang, ia sedang ketakutan.
Ingin sekali aku menjerit, hantam saja Ros. Apa yang kamu takutkan? Itu rumah kamu. Disitu kapabilitas kamu. Dan sudah menjadi tugas kamu, untuk menyajikan kesetaraan percakapan. Kenapa musti ewuh untuk mengajukan pertanyaan yang cukup sensitive? Kenapa musti menunduk-nunduk hormat dengan selalu menggoyangkan tubuh kamu ke segala arah? Gemas sekali aku melihat tindak tanduk Rosiana.

Aku yang sudah muak dengan tema percakapan itu, semakin ingin melempar sepatu menghantam monitor melihat cara Rosiana membawakan acara.
Ayo Ros, hantam saja, mana harimau SCTV yang selalu mengaum itu? Atau, haruskah aku mengirim rekaman bagaimana Jimmy Lehrer dari PBS, jaringan televisi non-profit Amerika, membawakan acara memandu debat Obama melawan Mc Cain?

Untung saja, pada akhirnya, aku menemukan film India di TPI.

No comments: