setelah keheningan yang melumat
di sudut gelap sebuah gedung
ia menaikkan kerah bajunya
mengusir dingin yang merambat tengkuknya
ia lipat lembar lusuh surat itu
sebelum kemudian merogoh saku
mengeluarkan pena yang mulai menua
: kau lupakan wajahku, dan aku lupakan wajahmu
sebutir daun beterbang menjatuh
berkerumun dengan kumpulan daun yang telah menghampar
lelaki itu beranjak
membawa tubuhnya menjauh
membekap sesosok tubuh
menghilang
No comments:
Post a Comment