Wednesday, October 29, 2008

My Sassy Girl

Lihatlah dia. Cantik. Pintar. Seksi. Dan terlebih lagi, benar-benar gila.

Di sebuah stasiun kereta, di atas rel dengan kereta yang beberapa detik lagi berlalu, dia menggelantungkan tubuh manisnya tanpa rasa peduli. Slayer yang menghangati lehernya terburai menjuntai ditiup angin stasiun. Ceria sekali wajahnya. Perhatikan juga betapa teduh dan manis senyum bibirnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan sekelilingnya. Bahkan ia tidak peduli dengan nyawanya. Ia terus saja melambaikan tubuhnya. Menaiki tangga yang membujur memisahkan rel kereta dengan tempat tunggu penumpang. Sesekali tawa riangnya berderai keluar. Dan ketika ia cukup lelah, dengan jenaka, ia menekuk wajahnya. Menyandarkan tubuhnya di atas tiang yang mematoki tangga panjang itu. Ia sama sekali tidak peduli. Meski sebentar lagi kereta akan melaju datang.

Atau perhatikan, ketika ia dengan tanpa rasa dosa mengacaukan ruang kelas itu. Kepada dosen yang mengajar, dengan seenaknya ia berbincang bahwa ia hamil. Meski wajah manisnya tak sepenuhnya bisa menutupi rasa serius ketika ia berbohong, tapi sang dosen berhasil ia yakinkan. Dan lelaki itu, yang memang tidak pernah tidur dengannya, apalagi menghamilinya, berhasil ia ajak kabur dari kelas hanya untuk menemani ia berjalan-jalan.

Dan demikianlah. Kegilaan demi kegilaan terus ia letupkan mengiringi derai tawa lepasnya. Dan terlebih, dan sebenarnya inilah yang sesungguhnya, untuk menghidupkan orang-orang di sekelilingnya.

Kawan, aku pernah mengenal jenis perempuan seperti ini. Dan percayalah, ia memang diciptakan Tuhan untuk sesuatu yang special. Keceriannya seperti kembang-kembang api yang ditembakkan ke atas langit. Berpedar merobek keheningan. Menebarkan berjuta warna menyinari dan mewarnai dunia yang telah kehilangan rasa. Rasa tidak pedulinya bertengger angkuh seperti puncak himalaya yang tidak tersentuh oleh sembarang orang. Spontaniasnya seringkali meletup seperti meriam yang segera menghancurkan kerak-kerak rutinitas yang membekukan jiwa manusia. Tindakannya sering tidak bisa diterka. Tapi percayalah, penuh dengan pesona yang segera membius mereka menjadi seperti kerbau yang dipacung mengikuti segala polah tuannya.

Aku curiga, sepertinya Tuhan memang menginginkan dunia tampil dengan segala spontanitas dan kegilaannya. Tahukah kawan, pribadi-pribadi seperti ini biasanya dikarunia pesona kecantikan yang nyaris sempurna. Berpedar meremukkan. Anggun mempesona seperti bolam lampu yang dikelilingi oleh berjuta laron.

Dan seperti Jesse Braddord yang tertawan oleh kegilaan Elisha Cutbert, demikianlah aku pernah melewatkan hariku. Bersama mereka, tiap hari seperti perjalanan berliku mendaki lembah dan kemudian terjun bebas menyelam ke dasar lautan Hindia Belanda. Ketika tubuh masih menggigil digigit suhu minus kutub utara, dengan tanpa rasa kasihan, kegilaan dia telah melontarkan tubuh untuk secara drastis gosong terpanggang suhu 39 derajat cuaca di kota kecil di ujung utara pulau Jawa bernama Demak.

Anda yang menginginkan kehidupan, carilah perempuan seperti ini. Bila anda tidak cukup beruntung seperti saya yang pernah mendapatkannya, resapilah potret dirinya dalam ‘My Sassy Girl’. Tapi apabila anda telah mendapatkan separoh jiwa anda saat ini, atau bahasa terjemahannya: anda sudah berpacaran, dan anda tetap nekad nonton ‘My Sassy Girl’, jangan salahkan saya bila kalimat ini juga menghantui hari-hari anda: Betapa membosankannya pacar saya.

Selamat menonton. Selamat berjuang mendapatkan ‘Sassy Girl Anda’. Dan apabila anda mau mencoba, selesaikan dulu pacar anda.

No comments: