Thursday, March 5, 2009

Kenapa aku di sini?

Tumpukan kabel merambat memeluk kaki lusuh meja yang terdiam di sampingku. Menyadari beban yang ia pikul sedari subuh, aku pun mengangkat perangkat tik dan menaruhnya di atas lututku. Meski lumayan berat, biar sajalah. Setidaknya, meja kumal itu juga butuh istirahat.

Setelah besi berisi deret tuts itu terlontar melepuhkan lututku, yang tersisa di meja hanya 3 buah gelas kecil, dengan air putih yang tersisa separo, aqua kosong, tikus besi yang tak bisa lari kecuali apabila kita lemparkan, 2 sachet coffeemix, dan sebuah tasbeh yang menempel.

Sudah hampir 1 bulan aku kembali mengakrabi kamar ini. apabila 3 bulan kemarin, aku dengan terpaksa menghuninya, maka 1 bulan ini, sepenuh hati aku menyerahkan diri untuk mengakrabi kamar ini kembali. Nenek sedang sakit. Dan, di antara hal yang mungkin bisa aku lakukan, aku hanya bisa menyerahkan diri untuk menemaninya. Aku tidak mempunyai hal lain untuk diserahkan, selain beberapa helai alat tukar dan raga untuk menemani.

Setelah mendekatkan pertandingan bola di stadion gelora Bumi Kartini, kotak ajaib bernama televise itu aku matikan. Suara berdengung akibat signal handphone yang aku gunakan untuk modem, membuat tubuh nenek yang berusaha terlelap selalu bergerak-gerak.

Besok aku akan ke Semarang. Seperti mendapat sebuah tempat yang sekian lama menjadi impian, dan kemudian berkesempatan mendatangi, aku merasakan juga sensasi itu. Liburan setelah sekian lama rutinitas berkubang dalam kamar. Udara mungkin tiada berbeda. Tapi mereka yang dianugerahi untuk menghirup udara itu, senantiasa terwadahi dalam jasad dan rupa yang tiada sama. Besok aku akan bertemu teman-teman lama. Dan kalau bernasib baik, bertemu dengan orang-orang yang selama ini menghiasi mimpi.

Hm..

No comments: