Monday, June 28, 2010

Kembang atau Darah

Aku tidak akan berbalik, untuk kemudian melenggang pulang. Bukan. Itu bukan watak yang aku kenal. Hanya perintahkan aku untuk melakukan, maka, bila bukan berita keberhasilan, akan engkau dapati longsongan jasad atau pun kubangan darah penghabisan.

Memanah rembulan, aku dapat melakukannya meski hanya dengan satu mata terpejam.
Mengepak mengarung laut berlomba dengan hiu dan lumba-lumba, kaki dan tanganku terbiasa mencabik air laut menarik tubuh melaju menjadi pemenang.

Dan, bila sekarang, engkau memintaku untuk menanjak memahat rimbun pepohonan yang menjulang, aku akan merenggangkan otot menapakinya. Aku tidak menjanjikan apapun, hanya kesungguhan hati dan kepenuhan diri mencapainya.

Kamu dengar bukan, tidaklah berita kemenangan yang aku janjikan. Itu adalah sesuatu yang berada di luar kuasaku. Aku hanya memasrahkan darma bakti pikir dan ragaku, karena itulah yang berada dalam kuasa dan kendaliku. Tidakkah itu lebih dari sekadar stempel janji yang biasa engkau temui?

Aku tidak akan menggelandang untuk pulang.

Aku juga tidak akan berontak untuk menghindar.

Hanya, kirimkan saja perintahmu. Lalu, biarkan aku mengendus langkah untuk menciumi aroma keberadaan apa yang kamu mau itu.

Apabila bukan kembang, maka adalah darah yang akan terkirim kepadamu.

No comments: